Pages

MANAJEMEN BISNIS JASA KATERING

Katering merupakan salah satu bentuk usaha dari industri jasa ( Hospitality Industry), dimana produk utamanya adalah penjualan makanan dan minuman dengan pelayanan jasa lainnya yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Pada pengelolaan usahanya, katering menangani penyediaan makanan dan minuman di tempat dimana produk usaha itu diselenggarakan ( In-side catering) atau produk makanan dan minuman di bawa ke luar tempat produksinya ( out-side catering). Penanganan tersebut mencakup dua aspek yaitu aspek pertama berkaitan dengan penyediaan makanan dan minuman yang memenuhi harapan konsumen seperti kualitas produk dilihat dari sisi organoleptik dan visual, keamanan , kenyamanan, jumlah yang sesuai dengan pesanan, ketepatan waktu, dan harga yang relatif terjangkau bagi konsumennya. Aspek kedua berkaitan dengan penjualan makanan dan minuman produk usaha katering.
 Penanganan usaha jasa katering ada yang berada di bawah koordinasi perusahaan tertentu, hotel atau organisasi sejenis, sehingga menjadi bagian yang selama ini populer dengan divisi food and beverage di bawah manajemen tingkat menengah atau manajemen operasi lembaga bersangkutan. Ada juga usaha jasa katering yang berdiri sendiri - independent - bukan merupakan bagian dari satu unit usaha lembaga tertentu.
Pada dasasarnya penggorganisasian tersebut tidak memberikan perbedaan yang prinsip sebab merupakan bagian dari pendekatan manajemen untuk menjalankan fungsi bisnis dalam menghasilkan output yang baik.
Para penulis buku sumber yang berkaitan dengan usaha jasa katering, memfokuskan kajian utama mereka lebih tajam pada pengelolaan dan penanganan penyediaan makanan dan minuman secara profesional sehingga membutuhkan orang-orang untuk suatu system pengelolaan yang memiliki profesi di bidangnya. Produk bisnis jasa katering terfokus pada makanan dan minuman yang memberi dampak sensitif terhadap kesehatan konsumennya, oleh karena itu pengendalian kualitas produk berkaitan dengan suatu system pengelolaan bahan makanan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya, memanfaatkan berbagai metoda penanganan bahan makanan dengan berbagai teknik mengolah bahan makanan sehingga menjadi makanan yang aman – sehat dan berpenampilan menarik, menggunakan peralatan yang tepat dan akurat ditunjang oleh pengendalian dana dan upaya pemasaran yang dapat memberikan kontribusi pada lancarnya arus perjalanan suatu “ Bisnis” yang memiliki nilai benefit bagi produsen dan konsumen.
Motivasi konsumen datang ke bisnis jasa katering sangat beragam, namun bisa dikelompokan pada 3 katagori utama yaitu : pertama konsumen datang untuk memenuhi kebutuhan fisiknya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar ( betul betul karena rasa lapar ) , kedua ; konsumen datang untuk memenuhi kebutuhan “rasa aman dan harga diri’ ( selain lapar dia membutuhkan makanan dan lingkungan makan yang sehat dan nyaman, dan cenderung mencari suasana baru yang bertujuan rekreatif) , ketiga konsumen datang ke bisnis jasa katering untuk memenuhi kebutuhan “aktualisasi diri” ( konsumen yang datang bukan karena lapar secara fisik namun dia memiliki tujuan menempatkan dirinya 3 atau kelompoknya dalam status sosial ekonominya yang menurut persepsi dia berkelas atau di atas standar- kadang-kadang bagi konsumen kelompok ini makan hanya sebagai media untuk mencapai tujuan lain misalnya dalam rangka membangun jaringan komunikasi di antara rekan usaha atau aktivitas lain atau sekedar ingin mendapat pengakuan dari peer groupnya ). Berangkat dari kecenderungan motivasi konsumen tadi maka bermunculan bisnis jasa katering yang bisa melayani kebutuhan konsumennya di berbagai tempat yang potensial, sehingga dalam perkembangannya di Indonesia lahir macam-macam istilah untuk tempat usaha jasa katering seperti ; café – kantin – rumah makan - restoran – katering pesta, dan masih banyak istilah lain dengan memiliki karakteristik khusus.
Café istilah dari bahasa Francis, yang dalam bahasa Inggris coffee di Amerika atau kopi dalam bahasa Indonesia, istilah ini di Amerika dan Eropa berkembang tertuju pada suatu tempat di pinggir jalan raya yang dilalui kendaraan tujuan jarak jauh semacam antar kota atau antar provinsi menyediakan penjualan minuman khususnya “kopi” disertai dengan sejenis makanan camilan yang sifatnya tidak mengenyangkan. Di Indonesia khususnya di kota besar berkembang istilah kafe untuk suatu tempat penjualan makanan dan minuman yang menggunakan system service dengan jenis makanan terbatas/ tidak banyak pilihan dalam pengaruh menu statis baik makanan utama atau makanan camilan, dan atau makanan sepinggan yang cenderung mengenyangkan. Banyak tempat yang bernama kafe di Indonesia bernuansa klab malam yaitu selain tempat itu menjual makanan dan minuman untuk umum juga menyediakan life musik yang diselenggarakan pada sore menjelang malam, sampai dini hari bagi konsumen yang datang ke tempat itu.
 Kantin dalam sejarahnya berawal dari suatu tempat yang menyediakan makanan untuk “ captive consumer” yaitu mereka yang terperangkap oleh suatu rutinitas aktivitas
pekerjaan, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk makan atau memilih tempat makan, bahkan memilih makanan yang dikehendakinya, seperti terjadi pada pegawai
pabrik perusahaan tertentu, warga sekolah, atau para warga kampus yang memiliki jeda istirahat pendek di antara kegiatan yang harus dilaluinya. Di Indonesia kantin tertuju pada tempat menjual makanan secara langsung pada perorangan , atau menjual makanan untuk kelompok berdasarkan pesanan penyediaan makanan secara kolektif melalui seorang penanggungjawab kesejahteraan karyawan yang menyiapkan makanan di lokasi-lokasi dalam komunitas tertentu yang terperangkap oleh kegiatan rutinitas sehingga waktu makan terasa terbatas. Makanan yang dijual melalui kantin ada di bawah pengaruh cycle menu dalam rotasi minimal 10 hari. Harga jual makanan di kantin relatif murah , bisa menyiapkan makanan sepinggan yang disukai oleh konsumennya semacam mie baso.
Rumah Makan . Di Indonesia berkembang istilah rumah makan yang tertuju pada satu tempat usaha jasa boga komersial yang sifatnya independent, menjual makanan dan minuman sebagai produk utamanya bukan kue dan roti , terutama makanan untuk kebutuhan makan siang atau makan malam. Menu yang ditawarkan pada umumnya merujuk pada kekhasan etnis kedaerahan tertentu ditawarkan di bawah pengaruh menu statis khas rumah makan itu, ditambah dengan menjual daya tarik pelayanan , lokasi atau tata ruang yang mencerminkan nuansa kedaerahan sesuai dengan menu yang ditawarkan;
seperti yang populer di wilayah pulau Jawa adalah rumah makan sunda - rumah makan 5 padang- rumah makan khas Jogya - Rumah Makan khas Jawa Timur - Rumah makan Makasar – Rumah Makan Nusatenggara - dan lainnya. Restoran ( dari bahasa Inggris Re-Store = menyimpan/mengisi kembali) adalah, salah satu usaha jasa boga komersial yang menjual makanan dan minuman sebagai produk utamanya, bukan kue dan roti. Ada berbagai perlengkapan di ruang makan yang disesuaikan dengan standar restoran tertentu biasanya ditunjukan dengan jenis tata ruang, fasilitas hiburan pendukung, dan kualitas pelayanan. Istilah Restoran yang berkembang secara umum di masyarakat Indonesia memiliki makna tempat menjual makanan dan minuman yang komersial identik dengan rumah makan yang menjual selain makanan dan minuman berkualitas juga pelayanan makannya betul-betul memberikan “kenyamanan” tersendiri bagi konsumennya. Menu yang dijual ada di bawah pengaruh “menu statis” yang cenderung mengikuti pola menu kontinental walaupun makanan yang dijualnya bernuansa etnis kedaerahan atau etnis oriental. Restaurant dikelompokkan berdasarkan jenis produk yang dijualnya baik itu makanan maupun pelayanan makan. Dalam berbagai sumber tertulis , restoran yang ada di bawah koordinasi organisasi food and beverage department di dalam hotel dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Coffee shop : Ciri yang menonjol adalah di tempat ini ada suasana yang tidak formal, pelayanannya cepat, table cover “sederhana” hanya sesuatu yang dianggap terpenting yang ada di meja makan.
2. Continental restaurant : Ciri yang menonjol biasanya atmospirnya lebih nyaman yang dipersiapkan bagi pengunjung yang mau makan dengan waktu yang cukup lama dan santai. Pelayanannya lebih istimewa/ spesipik.
3. Specialty Restaurant: Keseluruhan atmosprere dan dekorasi dikondisikan untuk suatu tema khusus. Misalnya restoran yang menawarkan nuansa China, Jepang, Padang. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan thema yang dijual di restoran itu.
4. Dining Room biasanya ditemukan di hotel-hotel yang “ lebih lecil” seperti bintang tiga ke bawah, atau di penginapan dimana di tempat itu hanya ada satu tempat untuk menjual jasa pelayanan makanan. Dinning room ini biasanya terbatas diperuntukan bagi tamu yang menginap di hotel itu.
5. Snak Bar, Café, Milk Bar : Jenis restoran yang tidak formal dan menawarkan pelayanan yang cepat. Di Snack bar biasanya disiapkan konter self service untuk makanan-mankanan kecil atau kue-kue yang berukuran kecil, minuman ringan ice cream, dan dekorasi ruang nampat tidak terlalu mewah namun memiliki ciri khas.
6. Discotheque : Restoran yang pada prinsipnya melayani tamu yang “ berdansa/ berjoged” makanan yang ditawarkan pada umumnya yang masuk pada katagori snacks.
7. Night club. Biasanya restoran yang hanya buka pada malam hari melayani tamu-tamu yang datang untuk tujuan dansa diiringi live music dengan tata ruang yang mewah , tamu datang harus dengan pakaian yang formal untuk meningkatkan suasana yang terasa mewah dan memiliki dignity yang tinggi.
Restoran yang independen - dimana ada pemilik dan ada karyawan dalam satu manajement yang mandiri - ada yang mengikuti model “franchaissee” yaitu pengelolaannya di bawah koordinasi hak paten merk dagang tertentu dengan aturan perjanjian dagang yang khusus sehingga memiliki standar yang unik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan induknya. Di Indonesia bahkan secara mendunia dikenal restaurant semacam ini seperti Mack Donald , Kentucky, Hoka-Hoka Bento . Peraturan Pariwisata Indonesia mengklasifikasikan restoran ke dalam tiga kelompok yaitu talam Talam Selaka, Talam Gangsa dan Talam Kencara. Pengelompokan tesebut didasarkan atas produk barang dan jasa yang dijual di dalam pengelolan restoran bersangkutan, Makin beragam jenis menu yang ditawarkan yang disertai dengan makin meningkatnya fasilitas ruang yang di tawarkan menunjukan tingkat yang makin tinggi yaitu talam kencana. Namun demikian ada batasan standar untuk katagori masing-masing restoran.

Jasa Katering Semarang

Jasa Katering Semarang membagi menjadi beberapa segmen berdasarkan tempatnya, yaitu :

Katering Rumah,
usaha jasa boga yang melayani pesanan sampai dengan 100 orang. Meliputi rantangan untuk rumah tangga, pesanan prasmanan untuk arisan/pengajian, pesanan nasi boks untuk 20-100 porsi, dan pesanan nasi tumpeng.

Katering Sekolah,
yaitu katering makan pagi/siang untuk Anak sekolah. Biasanya disajikan dalam rantang/tromol makan khusus anak-anak.

Katering Kantor,
yaitu rantangan karyawan kantor, nasi boks atau prasmanan untuk perayaan/syukuran di kantor.

Katering Acara Khusus / Hajatan,
Seperti pernikahan dan perayaan. Umumnya menggunakan sistem prasmanan, tetapi kadang ditambah pula dengan pesanan nasi boks dan tumpeng.


Kami menerima Jasa Pemesanan Katering dan Makanan lain untuk area Semarang dan sekitarnya.
Informasi silahkan hubungi :
Pengelola Usaha Jasa Katering CV. UKM : Aditia Hari Wibowo
Alamat : Jl Lempongsari II No 536, Semarang




"Untuk mencoba menu katering, silahkan datang ke tempat kami"